Sunday, July 1, 2007

Pendahuluan

10 Juni 2007, 12.30 WITA
Tulisan ini dimulai di salah satu hotel di kota Manado, sambil diiringi lagu-lagu hymn koleksi pribadi yang ada di dalam notebook. Yang kemudian dilanjutkan di salah satu tempat penginapan asri di kota Tomohon yang sejuk. Datang ke Manado, dari bandara langsung mencari hotel, meninggalkan koper dan notebook di kamar hotel, lalu jalan-jalan ke Mall di Boulevard dan makan masakan Manado yang terkenal di pinggir pantai.

Kenikmatan yang sedang saya alami sekarang ini adalah kenikmatan yang diharapkan banyak orang. Liburan dan tidak bekerja, tidur di hotel, semuanya tersedia. Jalan-jalan kemanapun saya mau dan makan apapun yang diinginkan sampai puas. Kalau lelah, bisa istirahat dan tidur sepuasnya tanpa gangguan. Inikah kenikmatan yang sejati dan sesungguhnya? Benarkah manusia akan puas kalau punya uang dan tidak perlu bekerja lagi (bebas finansial), kemudian berlibur ke tempat yang diinginkan dan memuaskan diri dengan berbagai makanan enak?
Kenikmatan seperti ini yang ada di dalam impian banyak orang. Dan sedikit orang yang sudah mencapai keadaan ini. Benarkah mereka betul-betul puas dengan segala hal yang mereka sudah dapatkan? Apakah mereka tidak merasakan lagi ada kekosongan di dalam hidup mereka?

Kenyataannya ternyata orang-orang yang sudah mengalami segala kenikmatan, merasa puas waktu bisa menikmati semuanya. Tetapi lama kelamaan standar kepuasan dan kenikmatan menjadi meningkat. Akibatnya, yang dulunya sangat dinikmati sesudah dicoba berkali-kali menjadi sesuatu yang biasa dan mengharapkan ada yang baru lagi. Sesuatu yang baru terus dibutuhkan oleh manusia. Yang lama dengan berjalannya waktu menjadi kurang baik dan tidak memuaskan lagi. Mengapa?
Mengapa manusia tidak pernah bisa dipuaskan kekal? Kepuasan yang tidak habis-habisnya! Mengapa kenikmatan yang bisa dinikmati semuanya hanya sementara?
Sederhana jawabannya, karena manusia menikmati yang sementara, dan dalam kesementaraan untuk tujuan sementara. Maka semua kenikmatan yang dicari, dikejar dan didapatkan, apapun itu semuanya hanya bersifat sementara.

Tema buku ini sudah menjadi pergumulan pribadi sejak 3-4 tahun yang terakhir. Khususnya sesudah membaca buku J.I Packer di dalam Bab 4-5 God’s plan for you. Begitu juga dengan buku2 (seperti Desiring God, The Pleasure of God, dll), kotbah-kotbah dan artikel-artikel dari John Piper (bisa di dapatkan gratis di www.desiringgod.org) yang dipengaruhi oleh Jonathan Edwards. Tidak lupa juga menyebutkan karya John Calvin yang fenomenal, yaitu Institutes of the Christian Religion, khususnya buku ke 3 yang berbicara tentang Christian Life. Dan terakhir tulisan dari Richard Baxter, The Saints’ Everlasting Rest.

Buku ini mencoba mengerti tentang kenikmatan yang sudah Allah anugerahkan kepada manusia. Bagaimana melihatnya dan bagaimana menikmatinya di dalam kebenaran? Untuk itu perlu membaginya di dalam tujuh bab.

1. Berdosakah kalau saya mengejar kenikmatan dan kebahagiaan?
Bagian ini akan membahas tentang arti dari kenikmatan dan menikmati. Apakah kenikmatan selalu berhubungan dengan dosa? Apakah kenikmatan bertentangan dengan sangkal diri dan pikul salib yang dianut oleh orang Kristen?
2. Dimana Allah ketika saya menikmati?
Lima macam cara pandang manusia melihat kenikmatan: a. Mengejar Kenikmatan Sementara; b. Membuang semua Kenikmatan Sementara; c. Membuang sebagian dan Mengejar sebagian; d. Menikmati tapi tanpa hasrat untuk mengejar kenikmatan; e. Anugerah Allah untuk memuliakan Allah dan belajar menikmati Allah.
3. Dimana saya ketika Allah menikmati?
Allah adalah pribadi yang paling menikmati. Apakah Allah hanya ingin menikmati semuanya dan tidak mengijinkan manusia untuk menikmati? Apakah Allah hanya ingin manusia menderita? Apakah Allah hanya mengijinkan manusia untuk menikmati hal-hal yang sementara, yang membuat manusia hanya bisa menikmati kepuasan sementara dan tidak pernah mengalami kepuasan dan kenikmatan kekal?
4. Selain Kau tiada yang lain
Menikmati Allah adalah kenikmatan yang tertinggi yang menjadi dasar dan tujuan akhir dari menikmati segala sesuatu yang bersumber dari Allah. Bagaimana caranya dan bagaimana mencapainya?
5. Sungguh Amat Baik
Bagaimana seharusnya menikmati semua ciptaan dan pemberian Allah dengan benar? Bagaimana memakai semuanya untuk memuliakan dan menikmati Allah? Menikmati bukan hanya di dalam kelebihan, melainkan juga di dalam kekurangan, bahkan ketika kehilangan segala sesuatu. Bisakah tetap menikmati hidup?
6. Menikmati sampai selama-lamanya
Seperti apakah kenikmatan yang tidak akan habis-habisnya di dalam kekekalan? Apakah kita bisa mengumbar segala hawa nafsu kita dan memuaskannya? Ataukah justru tidak senikmat di dunia yang bisa eksplorasi sampai ke dalam kenikmatan yang paling berdosa?
7. Soli Deo Gloria
Motivasi dari segala kenikmatan yang kita nikmati bukanlah diri kita, melainkan kemuliaan Allah.

Semoga buku yang singkat dan sederhana ini bisa dipakai untuk memuliakan dan menikmati Allah. Selain itu, tidak membuang kenikmatan yang seharusnya dinikmati dan menggantikannya dengan penderitaan yang tidak seharusnya ditanggung.

No comments: